“Selamat Datang Di Blog AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN UKI"

Senin, 29 November 2010

''Mencegah Kehamilan dengan Senyawa Pembunuh Sperma''

Jakarta, Ada berbagai teknik kontrasepsi yang bisa dilakukan untuk mencegah kehamilan. Kini satu studi terbaru memberikan petunjuk tentang senyawa spermicidal (untuk menghancurkan sperma) yang mungkin bisa jadi kontrasepsi.

Spermicidal adalah agen yang menghancurkan membran sperma dan menurunkan motilitas atau pergerakan sperma. Spermicidal ini bisa terdapat di dalam gel, lapisan film dan busa, spermicidal yang biasa digunakan adalah senyawa nonoxynol-9.

Namun para peneliti menguji sebuah campuran spermicidal baru yang disebut senyawa C31G, didapatkan hal yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan dan mungkin bisa sedikit lebih aman untuk digunakan.

"Spermicidal adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling tidak dimanfaatkan," ujar ketua penelitian Dr Anne E Burke dari The Johns Hopkins University School of Medicine, di Baltimore, seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/11/2010).

Hati-hati Makan Daging dari Ternak yang Diberi Antibiotik

Guangzhou, Antibiotik adalah obat untuk manusia untuk memerangi penyakit akibat bakteri. Tapi di China kebanyakan antibiotik justru dicampurkan untuk pakan ternak, yang dampaknya membuat orang yang makan daging atau telurnya menjadi kebal antibiotik.

Para ahli menyatakan bahwa hampir setengah dari antibiotik yang diproduksi di China diberikan untuk makan ternak ketimbang digunakan untuk melawan kuman dan bakteri pada manusia.

"Dari 210.000 ton antibiotik yang dibuat di China setiap tahun, 97.000 ton hanya berakhir menjadi pakan ternak," kata Xiao Yonghong, profesor dari Institute of Clinical Pharmacology di Peking University, dilansir People's Daily, Senin (29/11/2010).

Minggu, 28 November 2010

"Ada 13 Tips Untuk Perawat''




Ø Tips 1
      Anda tidak mungkin mengetahui segalanya. Yakinkan diri anda untuk selalu mencari tahu melalui karir anda. Belajar, berikan pertanyaan, dan jadilah proaktif;
Ø Tips 2  

Sabtu, 27 November 2010

''Perawat Adalah Mitra Dokter''

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Chairuddin P Lubis mengatakan, perawat bukanlah bawahan dokter melainkan mitra dalam menyembuhkan pasien.
“Selama ini persepsi di masyarakat bahwa perawat itu merupakan bawahan dokter. Untuk itulah sudah menjadi tugas kita untuk meluruskan hal tersebut dan perawat juga harus membekali dirinya dengan pengetahuan tambahan lainnya,” katanya di Medan, Rabu.
Ia mengatakan, kemitraan antara perawat dengan dokter di beberapa negara lainnya seperti Belanda sudah sangat jelas. Pembagian tugas antara keduanya benar-benar difungsikan yakni dokter hanya bertugas mengobati sementara perawat bertugas merawat pasien itu.
“Ketika saya pergi ke beberapa rumah sakit di Belanda bersama beberapa Guru Besar USU beberap tahun lalu, ruangan-ruangan di rumah sakit itu memang dikuasai oleh perawat,” kata dia.
Artinya, lanjut dia, perawatlah yang lebih banyak meluangkan waktunya bersama dengan pasien sementara dokter hanya bertugas mengobati dan menjadikan perawat sebagai teman konsultasi tentang pasien yang dirawat itu.(*an/z)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN BAKSOS CIAWI-BOGOR AKADEMI KEPERAWATAN RSU UKI

Kegiatan Baksos yang diadakan oleh WALUBI dan bekerjasama dengan DEPAG, POLRI, TNI dan RS Paramita pada tanggal 19-20 Maret 2010 bertempatan di daerah Ciawi-Bogor dalam rangka memperingati HUT Hari Amal Bakti (HAB) ke 64 tahun. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa/i AKPER RSU FK-UKI atas permintaan dari pihak RS Paramita untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan baksos ini, dalam hal ini menjadi team relawanan. Atas permintaan tersebut maka pihak AKPER RSU FK-UKI mengutus kami untuk menjadi team relawan sesuai dengan permintaan dari pihak RS Paramita yaitu sebanyak 30 orang namun yang bisa menghadiri Cuma 29 orang.
Adapun nama-nama mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan Baksos tersebut :
1. Abigail Nia Palloan
2. Edwina Jayana
3. Feni Meylani S
4. Inggrid Margareth
5. Isabella Ranti
6. Ketabahan Duha
7. Lidia Fransisca
8. Maria Berna Detta
9. Maria Marta Derosari
10. Reymond Tupang Lasem
11. Sarma Sinaga.
12. Sartika Sianturi
13. Silvester Yohanes Harbelubun
14. Surya Febriani Purba
15. Yusdarni Wau
16. Diana Novarita
17. Dobansius
18. Erdianto
19. Ferlus Regen Assa
20. Hapriani
21. Intan M. Nakhe
22. Melva Z.R. Simarmata
23. Mency Y. Tamonob
24. Mikael Langkola
25. Nancy A. Jawa
26. Seksama Gowasa
27. Sonya O. Tadoe
28. Yohana Akmawati
29. Yosefina I. Makunimau
Hal-hal yang dilakukan selama mengadakan kegiatan Baksos di Ciawi-Bogor ;
Hari Jumat, 19 Maret 2010 :
Poli Umum, Poli Gigi dan Poli Mata ;
1. Pukul 05.00 wib pagi, perawat mandi.
2. Pukul 06.30 wib pagi, parawat sarapan pagi.

''PERAWAT & PROFESIONALISME''

PERSATUAN Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah melaksanakan Musyawarah Provinsi (Musprop) di Kebumen 13-15 Januari 2006.
Profesionalisme keperawatan merupakan kontrak sosial antara elite profesi keperawatan dengan masyarakat. Masyarakat telah memberikan kepercayaan kepada perawat, maka perawat harus menjawab dengan memberikan standar kompetensi yang tinggi ,dan tanggungjawab moral yang baik.
Profesi keperawatan harus selalu berfokus pada klien / pasien (client oriented), mengedepankan sifat mementingkan klien dan merasa lebih bertanggungjawab dalam pelayanan keperawatan. Bukan hanya perjuangan untuk mempertahankan eksistensi, hak-hak dan kepentingan kelompok perawat.
Oleh karena itu, profesi membutuhkan instrumen untuk menjaga profesionalisme. Instrumen-instrumen itu meliputi, satu, Konsil Keperawatan.
Konsil bertujuan untuk melindungi masyarakat, menentukan siapa yang boleh menjadi anggota komunitas profesi, menjaga kualitas pelayanan dan memberikan sanksi atas anggota profesi yang melanggar norma profesi.
Dua, Kolegium Keperawatan. Kolegium merupakan sekelompok orang yang mendalami bidang ilmu keperawatan tertentu (kelompok DIII, S1, Magister dan spesialis). Kolegium berguna untuk menjaga integritas dan mengembangkan ilmu, serta memberikan pengakuan profesi (sertifikasi) pada anggota.
Tiga, Majelis Etika dan Disiplin Keperawatan. Majelis ini bertugas menangani dilema etika dan pelanggaran disiplin perawat. Apabila perawat mengalami konflik etika maka majelis ini akan memberikan justifikasi moral atas tindakannya. Tetapi, apabila perawat melanggar disiplin profesi, majelis menjatuhkan sangsi disiplin. Dengan demikian, ada upaya pembinaan internal dari organisasi profesi kepada anggota.
Pendirian konsil keperawatan membutuhkan perjuangan yang berat dan lama karena hambatan birokrasi dan kebijakan politik. Tetapi pembentukan Kolegium, Majelis Etika dan Disiplin Keperawatan merupakan hal yang sangat sederhana, karena itu tergantung pada profesi perawat sendiri.

''Jadi Perawat Kudu Pinter''

Profesi Keperawatan, Perjuangan Dua Dekade

Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju. Tapi yang namanya perubahan bukanlah perkara mudah. Bagaimanakah kesiapan pihak lain menerima perubahan ini, atau bahkan bagaimana kesiapan perawat itu sendiri yang berperan sebagai pemeran utama dalam perubahan ini?

Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Pembenahan internal yang meliputi empat dimensi domain yaitu; Keperawatan, pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan, dan praktik keperawatan. Belum lagi tantangan eksternal berupa tuntutan akan adanya registrasi, lisensi, sertifikasi, kompetensi dan perubahan pola penyakit, peningkatan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban, perubahan sistem pendidikan nasional, serta perubahan-perubahan pada supra sistem dan pranata lain yang terkait.

Kondisi keperawatan Indonesia memang masih jauh tertinggal dari negara-negara maju, bahkan dibandingkan negara-negara ASEAN sekalipun. Kurangnya penghargaan pemerintah terhadap perawat yang dibuktikan dengan pemberian gaji yang kecil padahal perawat memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang besar adalah salah satu contoh. Gaji kecil, yang bahkan tidak cukup untuk menutupi kebutuhan hidup, seringkali membawa dampak pada profesionalisme kinerja perawat itu sendiri.

Jumat, 26 November 2010

"UU Praktik Keperawatan Disahkan Tahun Ini"

Jakarta - Komisi IX DPR menargetkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Praktik Keperawatan disahkan menjadi undang-undang (UU) pada tahun 2009. Meski demikian, dari 50 anggota Komisi IX DPR, tinggal 11 orang yang masih tetap bertahan memperjuangkan RUU Praktik Keperawatan untuk disahkan menjadi UU.